Tuesday, November 20, 2012

The ordeals that fell on Hazrat Ayyub


Mufti Taqi Uthmani used to say in his lectures:

Just consider for a while the sufferings of Hazrat Ayyub as. To what a horrible disease he was subjected! Satan visited him in this condition and told him that the malady was due to his sins which was inflicted on him
because of Allah's displeasure. In addition, he put forward his proofs in support of his allegations. On this occasion he debated with Hazrat Ayyub.

Hazrat Ayyub  as. counteracted Satan's argument by saying: It is wrong to allege that this disease is due to
Alalh's displeasure on account of my sins. In fact, the ordeal of the disease is a token of love and favour towards me from my Allah. I do invoke Allah to cure this disease, but I do not complain against Him for the disease. At the same time I do not object to the disease which has been sent down to me by Allah, nor do I ask why my Allah has inflicted me with this disease. I always turn to Allah in repentance and submit to
Him the Qur'anic Du 'a (Supplication).

أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ                     
 (And Ayyub, when he cried to his I,ord, saying): 
"Oh my Lord adversity has touched me; indeed, and You are the Most Merciful of all who show mercy". (21: 83).

 Hazrat Ayyub as,  added saying:
My invoking Allah is a favour from Him. When He  has caused me to turn to Him in repentance, it is quite clear that this test too is a sign of His Mercy and love.


Saturday, November 3, 2012

Ujian untuk Naik Pangkat



Sebai insan yang menjalani kehidupan seharian, kita kerap kali akan lalui satu proses atau tahap dari dari kecil sehingga dewasa iaitu ujian. Kalau di sekolah rendah, kita akan lalui UPSR sebagai syarat untuk melangkah ke tahap pendidikan yang lebih tinggi. Begitu juga keadaan di peringkat sekolah menengah, kita akan lalui PMR sebagai syarat untuk kita menuju ke tahap pendidkan yang lebih tinggi iaitu SPM. Setiap kali kita berjaya melalui ujian-ujian ini dari tahap rendah ke tahap tinggi, kita akan lebih matang, berpengetahuan dan sebagainya.

Jiga kita gagal di peringkat UPSR, secara umumnya, kita akan gagal untuk masuk ke peringkat sekolah menengah. Begitu juga seterusnya, setiap kali kita gagal ujian yang tahap rendah, kita tak boleh "move" ke tahap yang lebih tinggi.

Begitu juga keadaannya, di universiti dan juga di tempat kerja. Kita kena melalui ujian-ujian untuk naik tahap yang lebih tinggi contohnya, kenaikan pangkat dalam sesuatu organnisasi. Alhamdulillah, secara lumrah, kita semua sebagai insan yang normal akan menerima hakikat ini. Ujian yang kita lalui dalam urusan  dunia, akan menaikkan darjat atau tahap kita lebih tinggi dari segi akademik atau pangkat atau yang seumpama dengannya.

Kita semua boleh menerima hakikat ini dengan hati yang terbuka dan was-was atau ragu-ragu. TAPI.... pernahkah kita pikir, Allah S.W.T telah mentaqdirkan "Nizam" atau peraturan yang lebih kurang sama bagi hamba-hambaNYA dalam urusan hubungan kita dengan Allah. Manusia yang sabar dan redha denga ujian yang diberikan oleh Allah, maka Allah akan naikkan kedudukan dan maqam hambaNYA di sisiNYA. makin tinggi/ hebat ujian yang kita lalui, makin tinggi kedudukkan kita di sisi Allah.

Sebab itu manusia yang paling banyk menerima ujian adalah para nabi Allah. Manakala di antara para Nabi, yang paling banyak menerima ujian yang hebat adalah Para Rasul u'lul a'zmi- Nabi Muhammad, diikuti oleh Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, NabiMusa dan Nabi Isa as. Mereka semua adalah manusia pilihan Allah yang menerima ujian yang hebat, sebagai natijahnya, Allah mengangkat darjat mereka di sisiNYA.

Oleh itu, saya ingin ingatkan diri saya yang serba dhoif ini dan sahabat2 semua, bila Allah menguji atau menduga kita, itu tandanya Allah sayang pada kita dan Allah berkehendak naikkan darjat kita di sisiNYA dengan syarat kita kena la sabar, redha dan taat pada perintah Allah di saat diuji.

Firman Allah dalam surat al-mulk:

 A002
Dia lah yang telah mentakdirkan adanya mati dan hidup (kamu) - untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu: siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya; dan Ia Maha Kuasa (membalas amal kamu), lagi Maha Pengampun, (bagi orang-orang yang bertaubat);